Spesies jamur tiram nama latinnya adalah Pleurotus sp. Banyak sekali
variannya namun yang paling banyak dibudidayakan dan paling digemari
adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Disebut jamur tiram
karena bentuk tudungnya menyerupai cangkang tiram yaitu sejenis hewan
yang hidup di laut. Diameter tudung jamur tiram adalah antara 3 – 15 cm
dan mempunyai tangkai yang terletak tidak di tengah-tengah tudung tapi
agak ke pinggir. Toleransi jamur tiram terhadap faktor lingkungan cukup
tinggi karena jamur ini dapat tumbuh pada dataran rendah maupun dataran
tinggi dengan kisaran suhu antara 20 0– 32 0 C dan kelembaban antara 60 –
100 %. Namun pertumbuhan ideal didapat pada suhu 22 0– 28 0 C dan
kelembaban sekitar 80 – 90 %, kondisi alami seperti ini...
Spesies jamur tiram nama latinnya adalah Pleurotus sp. Banyak sekali variannya namun yang paling banyak dibudidayakan dan paling digemari adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Disebut jamur tiram karena bentuk tudungnya menyerupai cangkang tiram
yaitu sejenis hewan yang hidup di laut. Diameter tudung jamur tiram
adalah antara 3 – 15 cm dan mempunyai tangkai yang terletak tidak di
tengah-tengah tudung tapi agak ke pinggir. Toleransi jamur tiram
terhadap faktor lingkungan cukup tinggi karena jamur ini dapat tumbuh
pada dataran rendah maupun dataran tinggi dengan kisaran suhu antara 20 0– 32 0 C dan kelembaban antara 60 – 100 %. Namun pertumbuhan ideal didapat pada suhu 22 0– 28 0 C dan kelembaban sekitar 80 – 90 %, kondisi alami seperti ini biasa diperoleh pada ketinggian sekitar 700 m dpl.
1. PERSIAPAN BUDIDAYA
a. Peralatan
Ø Peralatan untuk membuat media tanam jamur {baglog jamur) :
1. Plastik PP ukuran 18 x 35 cm
2. Cincin/ring penutup baglog, bisa membeli jadi atau membuat sendiri dari pipa paralon atau bambu
3. Kapas atau koran untuk penutup baglog
4. Karet gelang untuk mengikat plastik penutup kapas
Ø Peralatan
untuk sterilisasi / mengukus baglog jamur yaitu drum yang mempunyai
penutup terpisah. Dari dasar drum setinggi 15 cm dibuatkan angsang /
sarangan.
Ø Peralatan untuk inokulasi / penanaman bibit jamur pada baglog jamur :
1. Lampu spiritus
2. Besi
kecil / spatula sepanjang kurang lebih 30 cm atau bisadibuat dari
jeruji sepeda untuk mengambil bibit dari botol bibit. Besi harus bebas
dari karat.
b. Bahan
Ø Bahan untuk membuat baglog jamur :
1. Serbuk kayu, yang digunakan adalah kayu-kayu lunak seperti sengon atau randu
2. Bekatul
3. Kapur / gamping halus
4. Tepung jagung (bahan tambahan, tidak diwajibkan)
Ø Bahan untuk sterilisasi
1. Kayu bakar
2. Minyak tanah (jika menggunakan kompor minyak)
Ø Bahan untuk inokulasi /penanaman bibit
1. Spiritus untuk bahan baker lampu spiritus dan mensterilkan alat
2. Bibit
jamur tiram, harus dibeli dari pembibit yang terpercaya sehingga jelas
asal keturunan bibit tersebut. Bibit yang digunakan adalah bibit tebar /
F3, ada yang berbentuk serbuk dan ada yang biji-bijian.
c. Bangunan
Bangunan
untuk memelihara jamur (kumbung) dapat dibuat dari bambu sebagai
tiangnya. Dinding dapat dibuat dari anyaman bambu atau karung goni. Atap
berupa genteng agar lebih awet tidak dianjurkan dari bahan daun karena
dapat menjadi sarang hama.
Sedangkan untuk raknya dapat dibuat dari bambu atau kayu. Lantai
dianjurkan diplester agar bersih dan tidak berdebu seperti tanah.
Umumnya ukuran kumbung untuk skala usaha kecil ( ± 2000 baglog) adalah 6
m x 4 m. Jika ada bekas kandang sapi atau kandang ayam bias juga
digunakan asal disterilkan terlebih dulu.
Rak
idealnya dibuat dari bambu. Panjang rak adalah sekitar 3 m dan jarak
antar rak adalah 80 cm. Jarak terendah rak dari tanah adalah sekitar 20
cm.
2. BUDIDAYA JAMUR TIRAM
a. Pembuatan media tanam (baglog)
Ø Mencampur media
Formula bahan untuk membuat media (100 %) adalah sebagai berikut :
§ Serbuk kayu (83 %)
§ Bekatul (15 %)
§ Kapur (2 %)
Atau
lebih mudahnya untuk membuat 100 kg media dibutuhkan serbuk kayu
sebanyak 83 kg, bekatul 15 kg, kapur 2 kg. Apabila ingin menambahkan
tepung jagungmaka dapat ditambahkan sekitar 5 % atau 5 kg kemudian
bekatulnya dikurangi menjadi 10 % atau !0 kg saja. Campurkan bahan-bahan
tersebut sampai merata, kemudian tambahkan air hingga kadar air 60
%dapat diketahui jika campuran bahan dikepal kuat-kuat dengan tangan
kemudian dilepas tidak pecah tapi tidak meninggalkan sisa air dalam
jumlah banyak di telapak tangan. Campuran media di atas dapat digunakan
untuk sekitar 100 baglog.
Ø Mengkomposkan media
Tujuannya
adalah untuk membuat senyawa-senyawa dalam media menjadi terurai
sehingga lebih mudah diserap jamur, selain itu juga dapat mematikan
penyakit yang mungkin terkandung dalam media. Caranya dengan menumpuk
media setinggi kurang lebih 50 cm kemudian menutupnya dengan plastik
selama 2 – 5 hari.
Ø Memasukkan bahan ke dalam plastik
Masukkan
campuran bahan seberat kurang lebih setinggi ¾ bagian plastik dalam
keadaan padat dengan cara ditekan dengan botol. Berat rata-rata bahan
dalam plastik adalah 1,2 – 1,4 kg.
Ø Memasang cincin
Tujuannya
adalah untuk membuat tempat memasukkan bibit jamur. Caranya masukkan
ujung atas plastik ke dalam cincin kemudian tarik plastik kuat-kuat tapi
jangan sampai sobek.
Ø Membuat lubang tanam
Dibuat
dengan cara menusukkan sebatang kayu berdiameter hampir sama dengan
lubang cincin ke dalam media tepat di dalam cincin sedalam kurang lebih 2
cm.
Ø Memasang kapas / kertas Koran
Tujuannya
adalah membuat penutup cincin sehingga nantinya dapat mencegah
tumpahnya bibit yang ditanam serta melindungi media dari serangan
organisme pengganggu. Setelah itu tutup kapas dengan plastik kemudian
diikat dengan karet gelang dengan tujuan mencegah masuknya air ketika
baglog disterilisasi.
b. Sterilisasi
Tujuan sterilisasi adalah untuk mematikan hama
dan penyakit yang mungkin terbawa di dalam media yang nantinya dapat
mengganggu pertumbuhan jamur. adapun caranya adalah sebagai berikut :
Ø Mengisi air sampai hampir setinggi angsang tapi jangan sampai melebihi permukaan angsang.
Ø Menata
baglog dengan posisi berdiri.untuk satu drum biasanya dapat diisi 3
tumpuk baglog dengan jumlah total sekitar 57 baglog per drum untuk
ukuran plastik baglog 18 x 35 cm.
Ø Menutup
drum kemudian menambahkan pemberat di atas tutupdrum (bisa memakai batu
bata atau genteng) untuk menahan tekanan uap agar drum tetap tertutup
rapat sehingga tidak banyak uap yang keluar. Tapi jangan terlalu rapat
sampai uap tidak bisa keluar sama sekali karena dapat mengakibatkan
resiko drum meledak.
Ø Pemanasan dilakukan sampai air mendidih berarti suhu dalam drum sudah mendekati 1000 C
dipertahankan sampai kurang lebih 3-4 jam. Biarkan bara api sampai
habis tunggu hingga dingin yaitu keesokan harinya baru dibuka tutup
drumnya dan angkat baglog dari dalam drum untuk didinginkan.
Ø Pendinginan minimal 24 jam sambil diamati apakah ada kontaminasi dalam baglog tersebut.
c. Inokulasi atau penanaman bibit
Penanaman
dilakukan setelah baglog benar-benar dingin dan dilakukan di dalam
ruangan yang bersih dan tidak berdebu untuk memperkecil kemungkinan
terkontaminasi . adapun caranya adalah sebagai berikut :
Ø Membakar terlebih dulu ujung besi kecil / spatula dengan lampu spiritus agar steril
Ø Membuka tutup botol bibit kemudian hancurkan serbuk yang masih padat dengan spatula tersebut.
Ø Membuka
penutup kapas / koran pada baglog lalu tuangkan serbuk bibit dari botol
ke dalam lubang tanam pada baglog. 1 botol bibit biasanya dapat
dipakai untuk sekitar 35 baglog atau sekitar 10 gram bibit per
baglognya.
Ø Menutup kembali lubang cincin dengan kapas/koran
Ø Baglog siap diinkubasi
d. Inkubasi
Inkubasi
adalah proses untuk menumbuhkan miselium jamur. Miselium adalah
serat-serat putih yang merambat dari bagian atas baglog ke bagian bawah.
Waktu yang dibutuhkan baglog supaya penuh dengan miselium adalah 30 –
40 hari. Inkubasi dikatakan berhasil apabila seluruh bagian baglog
ditumbuhi miselium. Apabila terdapat warna yang lain maka terjadi
kontaminasi.
Inkubasi dilakukan dengan cara meletakkan baglog dalam ruangan bersuhu antara 22 0 C – 28 0
C atau suhu kamar. Bisa disusun berdiri ataupun tidur. Ruangan yang
digunakan sebaiknya tidak berlantai tanah sehingga tidak berdebu. Baglog
yang sudah hampir penuh atau sudah penuh miseliumnya dapat dipindahkan
ke kumbung produksi.
3. PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM
a. Penyusunan baglog
Baglog
setelah masa inkubasi segera dipindahkan ke dalam kumbung, disusun di
atas rak-rak dengan posisi tidur. Maksimal tumpukan baglog adalah 12
tumpukan atau setinggi orang dewasa sehingga memudahkan pemanenan. Tiap
dua tumpukan diberi penyekat reng dari bambu. Baglog disusun
berselang-seling tiap tumpukannya. Misalkan tumpukan pertama menghadap
ke depan, kedua menghadap ke belakang dan seterusnya.
b. Penyayatan baglog
Baglog
apabila sudah penuh dilakukan penyayatan di ujung baglog di dekat
cincin. Penyayatan dapat dilakukan dengan silet berbentuk huruf L atau U
sepanjang 1 – 2 cm. Setelah 2 – 3 minggu akan muncul tubuh buah jamur
yang pertama. Setelah itu dapat dilakukan sayatan di tempat yang lain di
sekitar sayatan pertama kemudian di bagian dasar / belakang baglog.
c. Penyiraman
Penyiraman
dilakukan untuk mempertahankan kelembaban ideal. Sehari dilakukan 2 – 3
kali tergantung cuaca. Apabila cuaca panas sebaiknya dilakukan 3 kali
penyiraman. Penyiraman yang diinginkan adalah pengabutan yaitu dengan
menggunakan sprayer halus. Disemprotkan ke seluruh bagian kumbung dan
baglog tapi jangan mengenai tubuh buah jamur yang telah dewasa karena
jamur menjadi terlalu basah sehingga mudah busuk.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Dalam budidaya jamur,prinsip pengendalian hama
adalah pencegahan. Hal ini dikarenakan penggunaan pestisida maupun
zat-zat kimia tertentu dapat membahayakan jamur tiram itu sendiri.
Selain itu umur panen yang singkat mengakibatkan residu pestisida yang
terlalu tinggi pada jamur dan jika dimakan manusia akan sangat
membahayakan.
Hama
dan penyakit tidak mudah menyerang jika kebersihan kumbung dan
lingkungannya selalu terjaga. Kumbung juga tidak boleh terlalu lembab
karena menjadi tempat yang nyaman bagi hama untuk berkembang biak.
Adapun hama yang sering menyerang adalah :
1. Serangga
Serangga
sejenis lalat,kumbang dan kutu adalah yang paling banyak menyerang.
Serangga dewasa maupun larva nya dapat menyerang jamur dewasa maupun
miseliumnya. Pengendaliannya dapat menggunakan perangkap serangga yang
dapat dibeli di toko-toko pertanian. Pemasangan kawat kasa pada setiap
ventilasi dan pintu kumbung juga dapat mencegah masuknya serangga ke
dalam kumbung. Rayap dan laba-laba juga dapat menjadi pengganggu. Rayap
dapat dikendalikan dengan menggunakan obat anti rayap yang digunakan di
tiang-tiang rak dan lantai kumbung sehingga rayap tidak bisa naik ke
atas rak. Laba-laba dapat dicegah dengan menaburkan kapur di sekitar
baglog.
2. Tikus
Tikus dapat menjadi hama
karena dapat mengerat baglog sehingga menjadi rusak karena tikus
tertarik dengan aroma bekatul maupun jagung yang ditambahkan dalam media
baglog. Pengendaliannya adalah dengan memasang alat penjebak tikus atau
racun tikus di tempat-tempat yang menjadi tempat tikus masuk ke
kumbung.
Sedangkan
penyakit yang sering menyerang jamur adalah bakteri dan jamur-jamur
liar. Bakteri biasanya menyebabkan munculnya lendir kehitaman di dalam
baglog. Sedangkan jamur-jamur liar berupa serat-serat berwarna selain
putih yang mengganggu pertumbuhan miselium. Penyakit tersebut umumnya
disebabkan karena kurang terjaganya kebersihan kumbung, sisa panen yang
masih tertinggal di dalam baglog sehingga membusuk, penyiraman yang
berlebihan sehingga terlalu lembab. Apabila sudah terserang sebaiknya
baglog segera diambil dari kumbung dan segera dimusnahkan atau dibakar
sehingga tidak menulari baglog lainnya.
4. PANEN DAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM
a. Panen
Panen
dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh jamur sudah memenuhi syarat,
yaitu umur 4 – 5 hari sejak pembentukan primordial / calon tubuh jamur.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut jamur darimedia tanam. Bagian
batang yang menembus media juga harus dibersihkan supaya nantinya tidak
membusuk. Waktu yang tepat untuk panen adalah sore hari sehingga jamur
tidak mengalami banyak penguapan atau layu. Pemanenan lebih baiklagi
dilakukan sesaat sebelum dipasarkan untuk menjamin kesegarannya.
b. Pasca panen
Jamur
setelah panen dibuang tangkainya yang kotor dimana terdapat sisa media
yang menempel. Tudung jamur yang kotor dapat dibersihkan dengan
menggunakan air bersih tapi jangan dicelup cukup diusap saja. Setelah
dikemas dalam plastik jamur harus segera dipasarkan karena jamur cepat
layu. Umur simpannya hanya sampai 2 hari. Umur simpan dapat diperpanjang
sampai 5 hari jika disimpan dalam kulkas bersuhu sekitar 10 0
C. Penambahan bahan kimia seperti Natrium bisulfit 2 % juga dapat
memperpanjang umur simpan jamur sampai 1 bulan karena dapat mencegah
munculnya mikroba pembusuk jamur.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar